Selasa, 27 Mei 2014

MARI KEMBALI KE-ZAMAN TENGAH


          
           A.     Zaman Katakomba
1.      Seni Bangunan.
Ketika mulai meluasnya pengaruh agama Nasrani, Kerajaan Romawi sedang berada dipuncak kekuasaannya. Ajaran Agama Nasrani adalah sebagai penghalang besar terhadap perkembangan pandangan hidup pemeluk kepercayaan politeis. Yakni menyembah berbagai dewa seperti juga Bangsa Yunani.
Dalam keadaan yang masih goncang ini, kaum Nasrani belum dapat memikirkan pembangunan greja-greja.
Kaum Nasrani berkumpul di rumah-rumah orang bangsawan dan melakukan ibadat bersama disitu. Beberapa orang nasrani yang terkemuka menyarankan supaya ibadat atau kotbah-kotbah diadakan didalam ruangan kuburan sanak familinya yang berada di bawah tanah. Sehingga di bawah kota roma saja jumlah panjang seluruh liang ini lebih dari 800 Km, kadang bersusun lima tingkat. Liang-liang atau trowongan-trowongan inilah yang dinamakan katakomba .
Cara pembuatan katakomba itu di mana-mana sama saja pada dinding liang atau terowongan.
Cryptae-cryptae  tidak begitu dalam dari permukaan bumi diberi jalan udara dan mendapat juga cahaya matahari. Untuk penerangan orang Nasrani dipergunakan lampu-lampu minyak dari tembikar. Terowongan ini digunakan sebagai tempat persembunyian dan beribadat.
2.      Seni patung
Di dalam cryptae untuk orang-orang terkemuka, diletakan sarcophagus terbuat dari batu pualam. Pada dinding cryptae dibuat patung-patung yang menggambarkan kisah agama Nasrani. Beberapa patung ini masih ditemukan. Bentuk-bentuk pematungan masih memakai gaya patung Romawi. Sebab, meskipun orang Nasrani membawakan ajaran serta pandangan hidup baru, mereka belum membawakan pengaruh baru dalam pengkaryaan seni.
3.      Seni lukis.
Sesuatu yang tak kalah pentingnya dengan liang-liang katakomba dan ruang-ruang ibadat ialah tulisan-tulisan pada kuburan-kuburan dan kisah-kisah yang dilukiskan pada dinding dan langit-langit. Tulisan-tulisan merupakan ucapan-ucapan hormat dan cinta kasih kepada yang meninggal. Semua lukisan merupakan hiburan dan pendorong bagi yang hidup.
Karya seni lukis Nasrani kuno ini tampaknya memang masih sangat dipengaruhi seni lukis Romawi. Maka tidak jarang lukisan Nabi Isa yang terdapat dalam katakomba dibuat seperti Orpheus yang dengan nyanyiannya menjinakan binatang buas. Makhluk dalam kisah Andromeda dilukiskan sebagai ikan paus dalam hikayat yonas, peti kepunyaan Danae sebagai kapal Nabi Nuh.
Disamping itu muncul juga gambar-gambar motif Nasrani asli yang mumi. Lambang-lambang ini dipilih demikian rupa sehingga oleh orang-orang Nasrani yang percaya dan beriman dapat dipahami,seperti pelepah pohon zaitun,pelepah pohon palam, perahu, jangkar, pohon anggur, ikan, anak domba, burung dara, huruf dan monogram.
Jika kepercayaan Romawi dalam menanggaqpi suatu benda hanya lahiriahnya saja, tidak memberikan arti rohaniah, maka kaum Nasrani sebaliknya.
Lukisan-lukisan didalam katakomba bukanlah dimaksudkan sebagai lukisan yang menggambarkan keadaan sehari-hari, melainkan selalu membawakan pengertian keagamaan.

  1. ZAMAN BASILIKA
Kaisar Konstanti memberikan kebebasan kepada kaum Nasrani untuk menjalankan siar Agamanya. Dan dalam tahun 380 Kaisar Theodosius mengeluarkan pengumuman bahwa agama Nasrani telah dijadikan agama Negara.
Kaisar konstantin sendiri memulai dengan membangun gereja-gereja. Yang paling dulu ialah Santo Petrus di Roma. Bangunan-bangunan orang Romawi masih tetap dipakai, karena kaum nasrani sendiri belum mempunyai tempat yang berbentuk gereja-gereja sendiri seperti sekarang ini. Kesenian Nasrani dewasa itu dinamakan zaman Basilika.
Tiang-tiang dan kapital-kapital merupakan bentuk-bentuk hasil karya seni klasik, yakni gaya Lonia-Romawi dengan gaya Korintia-Romawi.
Orang Gotia peradabannya masih rendah,tetapi amat mengagumi bangunan-bangunan orang Romawi dan Bazantium. Kedua gereja Apollinaris dibangun semasa raja Theodorik berkuasa. Sebagian besar adalah peniruan Basilika Nasrani Kuno.

1.      Seni lukis
Di bidang seni lukis, lukisan-lukisan dinding merupakan teknik mozaik yang oleh bangsa Romawi dan Zaman berhala sudah dikerjakan pada lantai-lantai istana. Seniman-seniman Nasrani lebih pandai dalam mengatur warna dan lebih dapat memberi efek berkilau-kilau dengan mempergunakan kepingan-kepingan pualam berwarna atau beling-beling yang bercat perada. Seni mosaik Nasrani kuno  sama dengan karya orang Romawi, sama dalam kebebasan komposisi, efek warna, dan cahaya serta bayangan, dan sebagainya. Contoh-contoh yang indah adalah mozaik di makam Galla Placidia di Ravenna.
  1. BIZANTIUM ( ROMAWI TIMUR )
1.      Seni Bangunan
Kaisar Konstantin memindahkan tempat kediamannya ke Bizantium. Agar dia dapat lebih tenang memikirkan berbagai persoalan, menurut hematnya Bizantium lebih baik dari pada Roma.  Oleh karena kepindahannya ini nama Bizantium diganti dengan Konstantinepei. Semua bentuk bangunan di kota Roma ditirunya. Maka merekapun mendapat pula gaya dan cara sendiri dalam seni bangunannya.
Yang menjadi persoalan besar ialah , bagaimana mengkombinasikan bentuk gereja yang memanjang dengan kubah yang bulat. Hasil besar dari seni bangunan mereka ialah Aya Sophia baru yang dibangun dalam masa pemerintahan Kaisar Justinianus (527-565).
2.      Seni Patung
Hasil karya pematungan yang berharga tidak dijumpai lagi sejak pendudukan orang Turki. Dari sisa-sisa yang amat sedikit tertinggal, ternyata dapat dilihat bahwa orang Bizantium di dalam seni tampak kasar. Pada kapital-kapital, juga relief bentuk tumbuh-tumbuhan dibuat demikian kasar.
Penggayaan yang kasar memberikan efek serta kesan monumental pada motif-motif dan menjadi karakter di Zaman Bisantium ini.
3.      Seni Lukis
Keping-keping (panel) kecil terbuat dari papan atau tembaga yang dilukis, disebut icon. Banyak dijumpai. Sebagai ciri khusus, tampak kekasaran dalam gaya. Ciri-ciri ini terdapat juga pada karya-karya gambar cat kaca dan mozaik-mozaik. Mozaik-mozaik di Aya Sophia oleh orang Turki telah dilabur, yang tadinya adalah hasil kesenian yang amat tinggi.
Setelah Kaisar Theodoran meninggal, Kaisar Justinianus memerintahkan menyelesaikan gereja-gereja yang terbengkalai di Revenna. Kemudian disuruhnya pula membuat mozaik yang menggambarkan baginda dengan permaisuri diiringi seisi istana. Jadi cara yang kasar dan kaku ini adalah ciri khas seni Bizantium yang berkesan dekoratif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar