PENDIDIKAN
DIPERLUKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
PROFESI KEPENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi atau asal asul
kata. Kata pendidikan dalam bahasa Inggris disebut education yang
berasal dari bahas latin yaitu 'educatum' yang tersusun atas dua kata
yaitu 'E' dan "Duco". Kata E berarti sebuah
perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit menjadi banyak, sementara
'Duco' berarti perkembangan atau sedang berkembang. Hal ini secara etimologi,
pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau bergerak dari dalam
keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses mengembangkan
kemampuan diri sendiri (inner abilities) dan kekuatan individu. Kata Education
sering juga dihubungkan dengan 'Educere' (Latin) yang berarti dorongan
(propulsion) dari dalam keluar. Artinya untuk memberikan pendidikan melalui
perubahan yang diusahakan melalui latihan ataupun praktik. Oleh karena itu
definisi pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap seseorang untuk
menjadi lebih baik.
Pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkupnya
dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pengertian mahaluas, luas terbatas, dan
secara sempit.
1. Mahaluas, yaitu dalam ruang lingkup
maha luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup.
2. Luas terbatas, yaitu pendidikan
merupakan usaha sadar yang dilakukan keluarga, masyarakat dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa
yang akan dating ( Redja Mudyahardjo, 2001:11).
3. Secara sempit, yaitu pendidikan adalah
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Artinya bahwa pendidikan lebih menekankan pengaruh sekolah terhadap peserta
didiknya sehingga dengan kemampuan dan kecakapan yang diperolehnya dapat
melaksanakan tugas-tugas sosialnya dalam masyarakat kelak.
Fungsi
dan Peranan Pendidikan dalam Masyarakat
Sebagian besar masyarakat modern memandang
lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial.
Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang
diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa,
untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, dan
sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam
masyarakat ada bermacam-macam pendapat. Wuradji (1988) menyatakan bahwa
pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
(1) Fungsi sosialisasi, (2) Fungsi kontrol sosial, (3) Fungsi pelestarian
budaya Masyarakat, (4) Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja, (5) Fungsi
seleksi dan alokasi, (6) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial, (7) Fungsi
reproduksi budaya, (8) Fungsi difusi kultural, (9) Fungsi peningkatan sosial,
dan (10) Fungsi modifikasi sosial.
Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi
pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2)
fungsi seleksi, latihan dan alokasi, (3) fungsi inovasi danperubahan sosial,
(4) fungsi pengembangan pribadi dan social.
Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa
fungsi pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut: (1) memindahkan
nilai-nilai budaya, (2) nilai-nilai pengajaran, (3) peningkatan mobilitas
sosial, (4) fungsi stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6) mengembangkan dan
memantapkan hubungan hubungan sosial (7) membentuk semangat kebangsaan, (8)
pengasuh bayi.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada
perbedaan tetapi saling melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat
yang lain:
1. Fungsi
Sosialisasi.
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses
sosialisasi dalam masyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses
sosialisasi bisa berjalan dengan wajar dan mulus. Oleh karena,
orang tua dan keluarga berharap sekolah dapat melaksanakan proses sosialisasi
tersebut dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang
sebagai model dan dianggap dapat mengemban amanat orang tua (keluarga dan
masyarakat) agar anak-anak- memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya
masyarakatnya.
Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya
mengalihkan nilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang
menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi
fungsi dan tugasnya tersebut sekolah menetapkan program dan kurikulum
pendidikan, beserta metode dan tekniknya secara pedagogis, agar proses
transmisi nilai-nilai tersebut berjalan lancar dan mulus.
2. Fungsi
Kontrol Sosial
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas
terhadap tatanan tradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga
pelayanan sekolah untuk melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan semacam
ini individu bisa mengambil nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi dalam
kehidupannya sehari-hari.
Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk
mempertahankan dan mengembangkan proses sosialisasi serta kontrol sosial
diharapkan bisa mendidik peserta didiknya lebih berkualitas. Sehingga tatanan
masyarakat bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah juga berfungsi
sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh
para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia, sekolah harus menanamkan
nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara Indonesia kepada
anak-anak di sekolah.
3. Fungsi
Pelestarian Budaya Masyarakat
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu
budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai
budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian
daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi
kepentingan sekolah dan sebagainya.
Sebagai contoh adalah adanya kurikulum pendidikan yang
mengadakan pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa Barat untuk
pelestarian budaya di setiap sekolah diwajibkan adanya muatan lokal yaitu mata
pelajaran bahasa Sunda serta kesenian setempat. Begitu juga untuk daerah-daerah
yang ada di Indonesia, dimaksudkan supaya siswa lebih cinta terhadap daerahnya
serta tanah air.
4. Fungsi
Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat
dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, untuk
seleksi masuk suaru Perguruan Tinggi selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh
untuk proses seleksi masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu,
harus menyerahkan nilai UN (ujian nasional) atau NEM. Dan setelah penyerahan
nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu sampai nilai yang
terendah. Namun jika nilai yang digunakan dalam proses seleksi ini maka bagi
yang mendapat nilai rendah harus menerima perlakuan untuk masuk di sekolah dengan
kualitas yang baik. Demikian pula untuk mendapatkan jabatan pada pekerjaan
tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti seleksi dengan berbagai cara yang
tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yang cakap dan terampil sesuai dengan
jabatan yang akan dipangkunya.
5. Fungsi Pendidikan dan
Perubahan Sosial
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka
meningkatkan kemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk menanamkan
keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia.
Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan
daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada
situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan.
Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian peserta didik
selain sebagai memahami perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen
perubahan itu sendiri.
6. Fungsi
Sekolah dalam Masyarakat
Mengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu
pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan
formal disebut juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga
yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang
juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai partner masyarakat dan sebagai penghasil tenaga
kerja. Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak
pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat.(NN, fungsi dan peranan
pendidikan, 2010).
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
seorang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan.
Sehingga dengan demikian pendidikan diharapkan bisa digunakan untuk
memanusiakan manusia. Dalam pendidikan sendiri perlu suatu penunjang yaitu
berupa lembaga yang menyelenggarakannya sehingga pendidikan bisa berjalan.
Diantara lembaga yang dimaksud bisa berupa sekolah, langgar, dan pondok
pesantren.
Sebagian besar masyarakat
memandang bahwa lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci
dalam mencapai tujuan sosial. Selain itu, pendidikan diharapkan bisa menjawab
dari semua fungsi yang ada.